Senin, 28 Juli 2014

Catatan Tambahan 02



Catatan Tambahan
(Bagian 2)

Ada lagi yang diceritakan oleh Venerable Chang Qing, beliau bercerita tentang ayahnya yang telah bervegetarian selama bertahun-tahun. Namun sulit untuk membangkitkan niat melafal Amituofo, hanya memohon berkah saja, tidak memahami membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati. Saat Ven Chang Qing masih berusia 9 tahun, ayahnya meninggal dunia, sanak keluarga langsung memandikan dan mengganti pakaiannya, tetapi belum dimasukkan ke dalam peti mati. Keesokan harinya ada sanak keluarga yang datang lalu menangis pilu di dekat telinga ayahnya, Ven Chang Qing melihat kedua mata ayahnya ikut mengalirkan airmata.

Dengan mengamati dua cerita di atas, dapat diketahui bahwa almarhum yang baru meninggal dunia, dan tubuhnya belum dingin secara keseluruhan, kesadarannya belumlah pergi, sanak keluarga tidak boleh menangis, untuk mencegah timbul rasa tak ingin berpisah, sehingga dia kehilangan pikiran benar, tidak berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Meskipun tidak sanggup menahan airmata, juga harus menjauhi almarhum atau ke ruangan lainnya. Jalinan jodoh atau kesempatan untuk terlahir ke Alam Sukhavati adalah ratusan, ribuan bahkan puluhan ribu kalpa, sulit bertemu kembali, maka itu betapa pentingnya. Sebagai sanak keluarga, jika dapat membangkitkan ketulusan membantu pasien melafal Amituofo, membantunya terlahir ke Alam Sukhavati, meninggalkan penderitaan memperoleh kebahagiaan, inilah yang disebut dengan berbakti yang sesungguhnya.

Mengenai masalah perabuan, di vihara-vihara besar, kebanyakan dilakukan tujuh hari setelah almarhum meninggal dunia, sedangkan di vihara-vihara kecil belum ada ketentuannya.

Jika almarhum wafat pada musim dingin, jasadnya disemayamkan hingga hari ketujuh, biasanya takkan berubah, karena jika diperabukan sebelum tujuh hari, dikhawatirkan masih bisa merasa kesakitan, maka itu perlu menanti hingga hari ke-7.

Tetapi bila almarhum wafat pada musim panas, jika harus menunggu hari ke-7, jasadnya sudah membusuk. Maka itu meskipun belum sampai tujuh hari, dibakar juga tidak merasa sakit.

Ketika Yu Yi baru ditabhiskan, di Jiangxi ada Master Yuan Ming, lunar bulan ke-4 wafat. Anggota Sangha lainnya langsung memandikan dan menggantikan pakaiannya, kemudian didudukkan di kursi. Muridnya Sheng Jin melihat kalender lalu berkata : “Hari ini adalah hari yang cocok untuk memperabukan jenazah guru kita”.

  Setelah makan siang, jenazah beserta kursi diangkat ke tempat perabuan, langsung dimasukkan ke tungku pembakaran. Pada saat itu kebetulan Yu Yi lewat di depan vihara dan mendengar kabar bahwa ketika jenazah dibakar, tampak kedua tangannya perlahan terangkat ke atas.

Kemudian kejadian di Vihara Nan-chang Cheng-en, pada suatu tahun di bulan ke-8 hari ke-15 sore hari, ada seorang Bhiksu meninggal dunia. Bhiksu pengawas segera menggunakan kayu membuat sebuah peti mati, memasukkan jenazah tersebut lalu menutup dan memakunya. Malam harinya mereka bergiliran melafal Amituofo. Keesokkan paginya habis sarapan, lalu membuat persembahan untuk tengah hari, lalu diangkat ke tempat perabuan.

Yu Yi mengikuti para hadirin ke tempat perabuan dan pulangnya juga bersamaan, kemudian mendengar Bhiksu Pengawas berkata : “Waktu jenazah dibakar, tampak dua tangannya, tiba-tiba merapat di kedua sisi peti mati, dan sekaligus terpisah, mungkin almarhum masih tahu merasa kesakitan”.

Dari kedua kisah di atas, jika bukan pada cuaca panas, sebelum tujuh hari, almarhum masih merasa kesakitan saat dibakar. Bukan saja tidak berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, malah akan timbul kebencian, sehingga jatuh ke alam penderitaan, bagi mereka yang memiliki hati maitri karuna, siapa yang tidak prihatin akan hal ini.      
  

Petikan dari buku berjudul :
Yang Perlu Diketahui Saat Menjelang Ajal 
Diceramahkan oleh Venerable Shi Shi-liao



  
   

()

復聞護關常清師,自述家父茹素多年。但難發心念佛,只望求福,不解發願求生西方。清九歲,父去世,家屬與其沐浴更衣,尚未棺殮。次日父姊至,向其耳邊哭,清見父雙目流淚矣。觀此二條,可知亡者正當去時,及去後身未冷透,識未去盡,眷屬皆勿向其啼哭,以免情愛牽連,使他迷失正念,不得往生。縱忍不住,亦應避開,慎莫相近。蓋此生西因緣,百千萬劫,難遭難遇,至極重要。為眷屬者,如肯發心替他念佛,助他往生,離苦得樂,是名出世真孝,世間之孝,所不及爾。

復按身後火化,書內全未提及。因火化者,在家居士,亦常有之,出家比丘,更不待言。大叢林中,與亡人舉火,多數限定七日,其餘各小寺庵,皆不一定,甚至上午死,下午化者有之。故須詳及,以免誤人更甚,今乃分別論之。人死,亦有天寒天熱性質不同,如遇天寒,七日之內,尚不變色,因未滿七日舉火,恐其還知痛苦,故須候滿七日。若逢天熱,經一對時,諸孔流血,倘經七日,腐爛不堪。據此,雖未滿七日,燒亦無知痛苦矣。予憶初出家時,在江西廣昌龍鳳岩,有圓明上人,逢某年四月某日上午圓寂。諸師隨即與其沐浴更衣,令端坐椅上。其徒聖金,看曆本云:「今日吾師好化身。」於午飯後,和椅抬至化身窯,隨即舉火化卻矣。彼時恰逢予過大乘寺,數日方回,聞正燒時,見其兩手漸漸向上舉爾。後在南昌承恩寺,逢某年八月十五日下午,有一比丘某某圓寂。監院賢茂師,臨時用木板,與其釘一棺材,內加柴炭,和某比丘,一併裝入,裝畢封棺,晚間輪班念佛。次日早粥後,上供畢,抬至城外荒地火化。予隨大眾,送出山門同回,後聞監院師云:「正當燒時,見其兩手,忽向棺材兩邊,一齊撒開,想必還知痛矣。」

觀此二條,可知若非天熱,未滿七日,燒即還知痛苦。非但不得往生西方,恐其一念嗔恨,使他反墮惡道,凡有慈悲心者,誰不憐愍痛恤乎。