Kamis, 24 Juli 2014

Hal yang perlu diperhatikan sanak keluarga 04



Hal yang perlu diperhatikan sanak keluarga
(Bagian 4)

10. Saat pasien akan menghembuskan nafas terakhir, andaikata jumlah peserta Zhu Nian (kelompok yang membantu orang lain melafal Amituofo) adalah banyak, sanak keluarga dapat di hadapan rupang Buddha, baik berlutut maupun bersujud, membangkitkan ketulusan sepenuhnya, memohon agar Buddha bermaitri karuna, menjemput kesadaran (vijnana) almarhum terlahir ke Alam Sukhavati; apabila jumlah peserta yang membantu melafal Amituofo itu kurang, maka sanak keluarga mendampingi pasien membantu melafal Amituofo, tetapi di hadapan pasien jangan saling menatap. Haruslah diketahui bahwa pada saat begini, sanak keluarga bertatap muka, sulit untuk tidak timbul kesedihan, perasaan sayang, menghalangi pikiran benar.

Ambillah posisi duduk di sebelah kanan dan kiri, atau duduk di belakang. Suara lafalan Amituofo jangan sampai terdengar sedih, seperti sedang menangis, karena dengan demikian, pasien yang mendengarnya, di hatinya akan timbul kesedihan dan perasaan sayang, dengan timbulnya niat demikian maka akan kehilangan pikiran benar, dengan hilangnya pikiran benar maka kesempatan terlahir ke Alam Sukhavati pupus sudah. Maka itu pada waktu begini, sebagai sanak keluarga haruslah benar-benar memahami dan memperhatikan, pasti harus menghentikan kesedihan dan tangisan, tetapi meninggikan suara melafal Amituofo, sepatah demi sepatah dilafal dengan jelas, satu kata demi satu kata dilafal dengan jelas. Pada saat melafal Amituofo, di dalam hati memohon kekuatan maitri Buddha memberkati almarhum sehingga jiwa raganya damai, pikiran benar dan jelas, segera terlahir ke Alam Sukhavati.

11. Setelah pasien menghembuskan nafas terakhir, sebelum sekujur tubuhnya jadi dingin, dalam kurun waktu ini, sebagai sanak keluarga harus lebih memperhatikan untuk menghentikan kesedihan dan tangisan, namun meninggikan suara membantu melafal Amituofo. Bersamaan itu pula harus menjaga agar tubuh kasar almarhum jangan sampai dihinggapi nyamuk dan lalat. Haruslah diketahui bahwa meskipun nafasnya sudah berhenti, tetapi tubuhnya masih belum dingin seluruhnya, maka secara keseluruhan  kesadarannya masih belum meninggalkan tubuh kasarnya, jika ada benda yang menyentuh tubuh kasar almarhum, maka dia akan merasa menderita. Ada orang yang langsung ingin meraba-raba tubuh kasar almarhum, penasaran ingin tahu dimana bagian tubuh yang masih hangat, ini akan membahayakan almarhum.

Setelah melewati belasan jam, andaikata ingin tahu bagian tubuh mana yang sudah atau masih belum dingin, juga harus mengundang orang yang benar-benar ahli, dengan ringan merabanya. Pada waktu begini, sebagai sanak keluarga, harus mendengar arahan dari anggota kelompok Zhu Nian (kelompok yang membantu orang lain melafal Amituofo), agar jangan sampai mencelakai almarhum. Andaikata tidak ada arahan atau petunjuk dari anggota Zhu Nian maka harus menuruti tata cara Zhu Nian, untuk melaksanakannya.

Sedangkan anggota Zhu Nian haruslah mematuhi arahan yang diberikan oleh ketuanya, tidak boleh sembarangan meraba tubuh kasar almarhum. Tidak boleh mendengar ucapan takhayul dalam masyarakat yang tidak memiliki dasar, yang mengatakan : “Setiap orang yang meninggal dunia, selagi tubuhnya masih hangat, sendinya masih lembut, harus segera digantikan pakaian”. Juga mengatakan : “Bila seseorang meninggal dunia, jika tidak segera dipindahkan kasurnya maka akan senantiasa terbaring sakit“. Juga mengatakan : “Harus menangis, jika tidak menangis, bintang sial itu sulit mundur”. Ucapan takhayul ini, diturunkan dari generasi ke generasi, dicelakai oleh mereka, sudah tak terhitung berapa banyak almarhum yang telah mengalami penderitaan besar, jatuh ke alam binatang, alam setan kelaparan dan alam neraka.

Pada jaman dahulu kala ada seorang raja yang bernama Raja Agnidatta, dalam kesehariannya meyakini Buddha Dharma, dan mendirikan pagoda dan vihara, jasa kebajikannya tertimbun tinggi bagaikan gunung, sampai ajalnya tiba dan bertepatan saat dia menghembuskan nafas terakhir, pengawal yang merawatnya, karena sudah beberapa hari tidak tidur, kipas yang ada di tangannya jatuh melayang jatuh mengenai muka raja, saat itu raja merasa menderita, dan timbul rasa benci, kemudian kesadarannya mengikuti rasa bencinya, bertumimbal lahir jadi ular. Untungnya semasa hidup Raja Agnidatta meyakini Buddha Dharma, dan karena jasa kebajikan dari mendirikan pagoda dan vihara, akhirnya bertemu dengan anggota Sangha, menceramahkan Dharma kepadanya, ular ini karena jasa kebajikan mendengar Buddha Dharma, tiga hari kemudian mati, dan terlepas dari tubuh ular, kesadaran (vijnana) nya terlahir kembali di Alam Dewa.

Juga pada jaman dahulu kala ada sepasang suami istri, saling mencintai dengan mendalam, dalam keseharian mereka meyakini Buddha Dharma, menjalankan sila. Suatu hari suaminya meninggal dunia, istrinya menjadi sangat sedih dan menangis pilu. Meskipun sudah meninggal dunia, namun kesadaran suaminya belum meninggalkan tubuh kasarnya, mendengar suara tangisan istrinya, timbul perasaan sayang di hatinya, maka kesadarannya mengikuti sebersit niat kasih sayangnya, bertumimbal lahir ke dalam tubuh istrinya, menjadi serangga di rongga hidung si istri.

Si istri yang amat bersedih atas kepergian suami menjadi berlinangan airmata. Saat itu di dari rongga hidungnya jatuh seekor serangga, si istri segera ingin menginjak mati serangga tersebut, seorang anggota Sangha langsung menghentikannya:“Suamimu dalam kesehariannya menjalankan sila, seharusnya dapat terlahir kembali ke Alam Dewa, tetapi karena tangisan pilumu, suamimu yang mendengarnya jadi timbul rasa sayang, kesadarannya jatuh ke dalam perasaan cinta, bertumimbal lahir di tubuhmu, menjadi serangga di rongga hidungmu”. Timbul penyesalan di hati si istri, memohon agar anggota Sangha itu memberi ceramah pada serangga tersebut, serangga itu karena mendengar ceramah Dharma, jadi terlepas dari tubuh serangga, kesadarannya terlahir kembali ke Alam Dewa.

Dua kisah ini tercantum di dalam sutra, jadi ada dasarnya. Sedangkan ucapan-ucapan takhayul yang beredar dalam masyarakat secara turun temurun, tidak ada dasarnya, kita harus meluruskan ucapan-ucapan takhayul ini, agar untuk selanjutnya para almarhum takkan mendapatkan perlakuan tak adil dan mengalami penderitaan  besar, jatuh ke alam binatang, alam setan kelaparan, dan alam neraka.

Maka itu begitu pasien menghembuskan nafas terakhir, sebelum sekujur tubuhnya dingin, sebagai sanak keluarga janganlah mengeluarkan tangisan dan jangan menyentuhnya, agar jangan sampai mencelakai almarhum, sehingga tidak berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.

Kesimpulannya, semuanya harus mendengar arahan dari anggota kelompok Zhu Nian, apabila tidak ada petunjuk atau arahan dari anggota kelompok Zhu Nian, maka sanak keluarga boleh meraba dengan ringan tubuh kasar almarhum, setelah sekujur tubuhnya sudah dingin, barulah boleh dibersihkan dan digantikan pakaian.

(Tata cara mengganti pakaian akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya)

  

Petikan dari buku berjudul :
Yang Perlu Diketahui Saat Menjelang Ajal 
Diceramahkan oleh Venerable Shi Shi-liao




   
   

眷屬應該注意的各種事項

()


十、凡病人將欲斷氣的時候,助念的人眾若是多的,眷屬人等,都向佛前,或跪念、或拜念,至誠懇切,求佛慈悲,接引亡人神識往生西方;助念的人眾若是少的,眷屬人等就近病人身邊幫助念佛,不過勿在病人面前相對看著。要曉得,在這個時候,親屬相見,難免不生悲哀、情愛的心念,妨礙正念。最宜或坐左右、或坐後面。那念佛的聲音,切不可悲哀,如啼哭相似,若是這樣的話,病人聽到,心裏必定會生起悲哀愛戀的念頭,若有這樣的心念,就要失卻正念,正念若失,西方就無由得生了。所以在這個時候,我們做眷屬的人,必須要特別謹慎,特別注意,絕對禁止悲哀,但宜高聲念佛,一句一句念得分分明明,一字一字念得清清楚楚。在念佛的時候,心裏兼想求佛慈力,加護亡人,身心安樂,正念分明,速得往生西方。

十一、凡亡人斷氣以後,身體尚未全部冷透以前,在這一個階段中間,我們做眷屬的人,須要更加注意,止息悲哀,發心高聲幫助念佛。同時還要時時刻刻顧到亡人的面上、或身上,不可被蒼蠅蚊蟲停著。要曉得亡人氣雖斷了,身體若是還有一些的熱氣未曾冷透,那神識還沒有完全離開身體,若是有物觸著亡人的身體,亡人就知覺痛苦。有些人直想要常去探探亡人的身體,熱氣在什麼地方,這是對於亡人只有大害,無有少利的。若是過了十多點鐘以後,如要探亡人熱氣冷透未冷透,也要請有相當知識的人,輕輕慢慢的去探。在這個時候,對於做眷屬的人,必定都要聽那助念的團員指導,免得錯害亡人。如無助念的團員指導,那就必定要依照助念的方法,去實行了。至於助念團員,也要聽領導人的指導,不可隨便探摸亡人的身體。切切不可聽那世俗上那些無根據的迷信說法,他們說:「凡是人死了,要趁身體尚熱,骨節柔軟,好換衣服。」又說:「人若死了,不早搬鋪,會欠眠床債的。」又說:「須要哭的,若是不哭,那個凶星是退不去的。」這種迷信的說法,相傳下來,被他們所害者,有無量無邊的亡人冤枉受大苦惱,墮落畜生、餓鬼、地獄三惡道裏去。古時候有一位阿耆達王,平生信奉佛法,興造塔寺,功德巍巍,到了命終正當斷氣的時候,服侍他的侍官,因為多日沒有睡眠的緣故,手中的扇掉下來墮在他的面上,那時他就覺得痛苦,即生嗔心,命終的時候,神識就隨著這嗔心,去投入蛇身做蛇了。好得這位阿耆達王平生有信敬佛法,興造塔寺的功德的緣故,後遇僧人,對他說法,這蛇為聽佛法功德的緣故,三日後死,即脫蛇身,神識生天上。又古時有夫婦二人,很是親愛,平生同信佛法,奉持齋戒。一日夫君死時,那個婦人悲哀啼哭。他夫君身體雖死,神識尚未離體,聽到自己婦人悲哀的音聲,心生情愛的念頭,於是神識就隨著這一念的情愛,投入婦人身上,做鼻孔中的蟲了。那婦人為夫君死,涕淚悲泣。那時由鼻孔中墮下一根蟲,婦人欲以腳踏蟲,一僧人喚曰:「休傷你的夫君。」那婦人驚問其故,那僧人說:「你夫君平生奉持齋戒應當升天,因為你悲哀啼哭的緣故,你夫君聽到,心生愛念,神識就隨著這愛念,投入你身上,做鼻孔中的蟲。」那婦人自悔,求僧人對蟲說法,那蟲由聽佛法的緣故,便脫蟲身,神識也生天上。這兩個故事,都是經上所說的,皆有根據。那世俗上這套虛傳的迷信的說法,是沒有根據的,我們大家決定要廓清這些迷信的說法,免得後來的亡人,再會冤枉受大苦惱,冤枉墮落畜生、餓鬼、地獄裏去。所以在亡人斷氣以後,身體還未全部冷透以前,我們做眷屬的人,必定要斷除哭聲、和制止觸探亡人身體,免得貽害亡人,不能往生西方。總而言之,一切均應聽從助念團員的指導,如無助念團員的指導,我們眷屬人等須要慢慢輕輕的謹慎探其身體,等到全部冷透以後,再預備沐浴換衣。(沐浴更衣的方法,在下邊沐浴更衣文中再會說明。)